Kamis, 09 Juni 2011

Jangan Pernah Menyesali Hidup

Seringkali kita mengeluh dan terus mengeluh. Mengeluhkan kondisi kehidupan kita saat ini, yang tak sesuai dengan keinginan kita. Tak jarang pula ini membuat kita kesal… sedih… marah…
Seringkali pula kekecewaan ini kita limpahkan kepada orang lain atas penderitaan ini, dan bahkan kepadaNya dan berkata bahwa Dia tak adil. Mengapa saya harus menderita? Apa yang salah dari saya?
Namun apakah dengan menyalahkan Tuhan… menyalahkan orang lain justru dapat mengubah semuanya?
Tidak.. ini takkan pernah mengubah keadaan.
Kita semua harus menyadari bahwa semua yang terjadi kepada diri kita bukan akibat perbuatan yang baru saja kita lakukan. Hidup kita tak ubahnya bagaimana kita memperlakukan sebuah bibit bunga. Jika dirawat dengan kasih, ditanam di tanah yang baik, dipupuk dengan pupuk terbaik, disiram dengan air yang baik, dan disinari dengan sinar terbaik maka nanti tumbuhlah tanaman itu dengan sangat baik dan menghasilkan bunga yang indah.
Bibit bunga itu adalah kita sendiri. Tanah tempat bibit itu ditanam adalah lingkungan kita. Jika kita memilih lingkungan yang baik, dimana dikelilingi oleh orang-orang yang baik… sangat mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan kita untuk menjadi orang yang baik pula. Dan tanah itu, bisa kita pilih. Bergaullah dengan orang-orang yang baik, hindari orang –orang yang berpikiran negative. Sering-seringlah dekat dengan orang-orang suci agar kita mendapat wejangannya yang baik sehingga akan sangat membantu bagaimana kita menjalani hidup ini tetap dengan perbuatan yang baik.
Pupuk itu tak lain adalah makanan kita. Jika kita memilih memakan makanan yang baik, yang sehat, tentunya akan menunjang kelangsungan hidup kita. Makanan yang baik akan menyebabkan tubuh akan tumbuh dengan baik dan sehat. Tubuh adalah ibarat pura… tempatNya bersthana. Jika tubuh tumbuh dengan baik, tentu pikiran akan tenang dan mampu berpikir dengan baik.
Air untuk menyiram… ibarat perbuatan kita. Jika kita melakukan hal-hal yang benar, yang suci dan tulus… tentunya tanaman bunga itu akan segar dan mampu menghadapi panasnya suhu udara. Perbuatan yang baik dan didasari oleh ketulusan akan meresap perlahan dan menyejukkan hati kita. Ketulusan takkan pernah menyakiti kita. Jalanilah hidup ini dengan ketulusan…
Sinar terbaik adalah ajaran agama. Tanaman itu takkan mampu hidup tanpa sinar. Manusia takkan mampu hidup tanpa ajaran agama. Agama mengajarkan bagaimana menghadapi hidup ini. Agama adalah sinar didalam kehidupan kita. Ikutilah sinar itu… karena sinar yang baik adalah sinar yang lembut. Sinar yang terlalu panas hanya akan menghanguskan kita. Sinar yang hangat dan lembut… ajaran agama yang mengajarkan kehangatan dan kelembutan, itulah yang kita perlukan untuk dapat bertahan hidup dan menghasilkan bunga yang indah.
Namun semua unsur itu tak seketika berpengaruh pada pertumbuhan tanaman itu, ibaratkan kita. Jika semua telah kita jalani… tentulah bunga kehidupan kita akan menjadi indah. Jadi… jangan menyesali semua yg telah terjadi pada kita. Namun syukurilah. Cobalah menoleh kebelakang kita… masih begitu banyak orang yang jauh lebih menderita. Jika kita mampu melihat penderitaan orang lain, maka kita takkan menyalahkan dan menyesali kehidupan kita.
Jika tanaman itu terlanjur bengkok, arahkanlah kembali… sanggalah dengan sebuah tongkat kayu yang sangat kuat. Tongkat itu adalah tindakan yang sangat tegas. Tegas untuk menasehati diri kita agar kembali kearah yang lurus. Sebelum tanaman itu mati, kita masih bisa menyelamatkannya.
Hidup kita adalah pilihan kita. Jika kini semua telah terjadi, tanaman itu layu… segeralah sirami dengan kasih. Jangan menyesali hidup namun sesalilah perbuatan kita yg membuat hidup kita menjadi sengsara. Namun penyesalan saja takkan berguna, segeralah ambil air dan siramilah tanaman itu agar tak mati. Siramilah hidup anda denga ketulusan dalam menjalaninya. Jika kita tulus, kita takkan pernah mengharapkan hasil dan kecewa dengan hasil itu.
Tuhan yang Maha Pengasih akan membantu membimbing kita jika betul-betul kita ikhlas menjalaninya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar